Kabar ketertarikan AC Milan terhadap Luka Modric memunculkan kembali harapan akan kembalinya era kejayaan Rossoneri. Gelandang legendaris asal Kroasia itu, meskipun telah berusia 39 tahun, tetap dianggap sebagai simbol kualitas, pengalaman, dan mentalitas juara yang sangat dibutuhkan oleh AC Milan saat ini. Setelah beberapa musim tampil inkonsisten, Milan terlihat kehilangan arah—baik secara permainan maupun kepemimpinan di lapangan. Modric bisa jadi jawaban atas krisis itu.
AC Milan Butuh Pemimpin Sejati di Tengah Lapangan
Setelah ditinggal Zlatan Ibrahimović dan dengan performa yang belum stabil dari para gelandang muda seperti Tijjani Reijnders dan Yacine Adli, Milan jelas butuh sosok pemimpin di lini tengah. Modric, dengan segudang pengalaman dari Real Madrid dan timnas Kroasia, menawarkan lebih dari sekadar umpan akurat—ia membawa ketenangan, kecerdasan taktik, dan aura pemenang.
Musim lalu, Milan kerap terlihat kesulitan mengendalikan ritme permainan, terutama dalam laga-laga penting. Tidak ada figur yang benar-benar bisa mengatur tempo sekaligus menginspirasi tim. Kehadiran Modric bisa mengisi kekosongan tersebut, memberikan pengaruh yang tidak hanya teknis, tapi juga psikologis bagi rekan-rekan setim.
Sentuhan Emas yang Terbukti
Sepanjang kariernya, Luka Modric telah membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia. Lima trofi Liga Champions bersama Real Madrid, Ballon d’Or 2018, dan membawa Kroasia ke final Piala Dunia adalah bukti nyata bahwa ia bukan pemain biasa. Bahkan di usia hampir kepala empat, ia tetap menunjukkan kelasnya saat dipercaya bermain oleh pelatih Carlo Ancelotti.
Kehadirannya di Milan bukan hanya soal performa di lapangan, tetapi juga transfer budaya juara dari Real Madrid ke Milan. Klub yang dulu begitu identik dengan DNA Eropa kini mulai kehilangan identitasnya—dan Modric bisa menjadi katalis untuk menghidupkannya kembali.
Risiko Usia atau Investasi Berkelas?
Tak bisa dipungkiri, usia Modric menjadi faktor yang dipertanyakan. Namun jika melihat pendekatan Milan terhadap pemain senior seperti Ibrahimović yang terbukti membawa efek positif, maka transfer Modric bukanlah perjudian bodoh. Justru, ini bisa menjadi investasi jangka pendek yang sangat menguntungkan dari segi performa, brand value, hingga mentoring pemain muda.
Dengan kontrak satu atau dua musim, Milan bisa mendapatkan stabilitas dan pengalaman yang sulit ditemukan di pasar transfer. Selain itu, nama besar Modric juga dapat membantu Milan dalam menarik sponsor, penjualan merchandise, hingga daya tarik di kompetisi Eropa.
Kesimpulan: Sentuhan Terakhir Menuju Kebangkitan?
Jika benar Luka Modric akan merapat ke San Siro, ini bisa menjadi salah satu transfer paling ikonik dekade ini bagi AC Milan. Di tengah masa transisi dan ketidakpastian arah tim, seorang maestro seperti Modric bisa menjadi kunci yang menghidupkan kembali semangat juara Rossoneri. Bukan hanya sekadar pemain, ia adalah simbol harapan, pengalaman, dan kejayaan—semua yang kini tengah dicari AC Milan.
Baca Juga: Ditinggal Theo Hernandez, AC Milan Ngebut Cari Pengganti di Arsenal?