Mengapa Akademi Italia Gagal Lahirkan Bintang? Gasperini Punya Jawabannya

Gian Piero Gasperini Jelaskan Kenapa Turunkan Skuad Cadangan Selama  Kekalahan di Piala Super Italia - Gilabola.com

Pertanyaan “Mengapa akademi Italia gagal melahirkan bintang?” memang sering muncul dalam diskusi tentang kemunduran sepak bola Italia dalam urusan regenerasi pemain muda. Gian Piero Gasperini, pelatih Atalanta yang dikenal sukses membina pemain muda, punya pandangan menarik soal ini. Berikut penjelasannya yang bisa menjadi jawaban mengapa akademi-akademi di Italia seperti “kehilangan sentuhan emas” dalam melahirkan bintang:


🔍 Fokus yang Salah dalam Pembinaan

Menurut Gasperini, banyak akademi di Italia terlalu fokus pada aspek taktik dan hasil jangka pendek, dibandingkan dengan pengembangan teknik individu dan kreativitas pemain. Anak-anak muda sering dipaksa bermain seperti tim senior sejak usia dini — lebih banyak disuruh “tidak membuat kesalahan” ketimbang mengekspresikan diri.

🗣️ “Di Italia, kita terlalu cepat menuntut hasil dari pemain muda. Mereka harus bermain dewasa sebelum waktunya,” kata Gasperini.


🧠 Kurangnya Kebebasan dan Imajinasi

Gasperini menyoroti bahwa di negara-negara seperti Prancis, Spanyol, dan Brasil, pemain muda diberi kebebasan lebih untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas di lapangan. Sementara di Italia, pendekatannya kaku dan defensif.

“Seorang pemain muda harus merasa bebas untuk mencoba, bahkan gagal. Tanpa itu, tidak akan ada bakat yang berkembang,” ujar pelatih Atalanta tersebut.


🔄 Sistem yang Terlalu Kaku dan Elitis

Akademi di Italia juga dikenal terlalu selektif sejak awal, hanya memilih anak-anak yang secara fisik unggul atau “taktis matang” — alih-alih memberi ruang pada potensi yang mungkin berkembang seiring waktu. Ini membuat banyak talenta “mentah” gugur sebelum mendapat kesempatan berkembang.


📉 Minimnya Kepercayaan dari Klub Besar

Meskipun Italia memiliki banyak talenta muda di akademi, klub-klub besar cenderung tidak memberi menit bermain yang cukup untuk mereka di level senior. Sebaliknya, klub seperti Atalanta, Sassuolo, dan Empoli justru lebih berani memberi panggung pada pemain muda.


🏁 Kesimpulan

Gasperini menunjukkan bahwa masalah utama bukan pada bakat, tapi pada sistem dan pendekatan pembinaan. Selama Italia terus menekankan taktik dan hasil di atas kreativitas dan pengembangan individu, sulit bagi akademi untuk melahirkan bintang seperti generasi emas Italia di masa lalu.

Baca Juga: 4 Tim yang Sukses Tumbangkan Pep Guardiola di Final Penting